Laporan Praktikum Penentuan Kadar Cu dalam Senyawa CuSO4

Penentuan Kadar Cu dalam Senyawa CuSO4


I. Tujuan

    1. Untuk mengetahui cara penentuan kadar suatu unsur dalam senyawa
    2. Menghitung Persentase Kadar Cu dalam senyawa CuSO4

II. Dasar Teori

     Senyawa adalah zat tunggal yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang mana unsur ini bisa diuraikan ke dalam bentuk yang lebih sederhana melalui reaksi kimia. Senyawa terbagi dua yaitu senyawa organik dan senyawa non organik .Senyawa anorganik didefinisikan sebagai pada alam (di tabel periodik ) yang pada umumnya menyusun material/ benda tak hidup. Semua senyawa yang berasal dari mahluk hidup digolongkan dalam senyawa organik sedangkan yang bersal dari mineral digolongkan senyawa anorganik.
       Untuk menyatakan komposisi zat-zat dan mengambarkan perubahan-perubahan kualitatif yang terjadi selama reaksi kimia secara tepat, singkat dan langsung, kita gunakan  lambang-lambang kimia. Secara umum dikenal rumus empiris dan rumus molekul.

        Rumus Empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan jumlah terkecil atom yang terdapat dalam senyawa. Sebagai contoh Karbon Dioksida terdiri dari 1 atom C dan atom O, maka rumus empirisnya adalah CO2. Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, namun umumnya untuk zat anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan nonlogam dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organik yang umum berlaku adalah C, H, O, N, dan P.

           Untuk menentukan rumus empiris dapat juga menunjukan rumus molekul apabila tidak ada informasi tentang massa molekul relatif senyawa itu. Misalnya, NO2 dapat dikatakan sebagai rumus molekul apabilatidak ada informasi tentang massa molekul relatifnya, tetapi jika massa molekulnya diketahui, misalnya 92 maka NO2 merupakan rumus empiris karena rumus molekulnya senyawa tersebut adalah N2O4.

           Untuk menentukan rumus empiris perlu terlebih dahulu menentukan komposisi massa. Selanjutnya data tersebut bersama-sama dengan massa atom relatif unsur penyusun senyawa digunakan untuk menghitung nilai perbandingan yang paling sederhana dari unsur-unsur penyusun senyawa itu.

Baca juga : Laporan Praktikum Penentuan Kadar Air dalam Serbuk Kopi

                 Rumus molekul adalah ungkapan yang menyatakan jenis dan jumlah atom dalam suatu senyawa yang merupakan satu kesatuan sifat. Jika dihubungkan dengan rumus empiris, maka rumus molekul dapat diartikan sebagai kelipatan dari rumus empirisnya. Untuk menyatakan rumus molekul suatu zat dilakukan dengan cara menuliskan lambang kimia tiap unsur yang ada dalam molekul itu, dan jumlah atom dituliskan di kanan lambang kimia.

             Untuk mentukan rumus molekul suatu zat dari rumus empiris, terlebih dahulu harus diketahui massa molekul relatifnya. Terdapat beberapa metode yang dapat dikembangkan di laboratorium untuk menentukan massa molekul relatif suatu zat, diantaranya berdasarkan teori avogadro yaitu menggunakan volume molar gas atau berdasarkan penurunan titik beku atau kenaikan titik didih suatu larutan bergantung pada wujud zat (Sunarya, 2010)

             Kadar suatu zat adalah bagian zat tersebut dalam suatu campuran dan biasa dinyatakn dalam persentase. Kadar zat dalam suatu campuran dan biasa dinyatakan dalam persentase. Kadar zat dalam campuran menyatakan banyaknya zat terlarut dalam campuran tersebut.

          Jenis-jenis penentuan kadar unsur dalam senyawa :
1.  Persen Massa (m/m)
     Persen massa menyatakan jumlah gram suatu zat dalam 100 gram campuran. Misalnya kadar tembaga 75%, artinya dalam campuran tersebut mengandung 75 gram tembaga dalam setiap 100 gr campuran
2.  Persen volume (v/v)
     Persen volume menyatakan jumlah ml suatu zat dalam 100 ml campuran. misalnya volume asam sulfat dalam air 60%, artinya dalam 10 ml larutan tersebut terdapat 60 ml asam sulfat.

III.  Alat dan bahan
    - Alat
      1. Buret
      2. Klem dan Statif
      3. Erlenmeyer
      4. Gelas beker
      5. Pipet Tetes
      6. Gelas Pengaduk
      7. Gelas Arloji
      8. Labu Ukur 100 ml
      9. Labu Ukur 250 ml
      10. Gelas Ukur
      12. Corong Gelas
      13. Neraca Analitik
      14. Pipet Volume
      15. Ballpump

    - Bahan
      1. Kristal CuSO4.5H20 3 gram
      2. Larutan KI 20% 5 ml
      3. Larutan Standar Na2SO4
      4. Aquades

IV. Cara Kerja
      1. Pembuatan Larutan CuSO4.5H2O
       Mula-mula 3 gram kristal CuSO4.5H2O ditimbang menggunakan neraca analitik dan gelas arloji. Kemudian dimasukan ke dalam gelas beker. Lalu dilarutkan dengan 50 ml aquades, kemudian diaduk dengan batang pengaduk sampai homogen. Kemudian larutan CuSO4.5H2O dituang ke dalam labu ukur 250 mldan ditambah aqeuades sampai garis batas, dan dihomogenkan.

      2. Persiapan Larutan standar Na2SO3
       Larutan Na2SO3 yang sudah disediakan dimasukan ke dalam gelas beker secukupnya.

      3. Titrasi Larutan Na2SO3 dengan CuSO4.5H2O
        Mula-mula alat titrasi dirangkai, Kemudian larutan Na2SO3 dimasukan ke dalam burret menggunakan corong sampai diatas garis nol, kemudian kurangi sampai garis nol buret. Larutan CuSO4.5H2O dimasukan ke dalam erlenmeyer sebanyak 50 ml menggunakan pipet volume. Kemudian larutan KI diukur sebanyak 5 ml menggunakan gelas ukur, kemudian dituang ke dalam erlenmeyer yang berisikan 50 ml larutan CuSO4.5H20. Kemudian dititrasikan sampai berubah warna dari coklat keruh menjadi putih keruh kecoklatan. Lakukan percobaan sebanyak 2 kali.

V. Hasil Percobaan 

Percobaan
Volume Na2SO3
Volume KI 20%
Volume CuSO4.5H2O
1
34,6 ml
5 ml
50 ml
2
34,2 ml
5 ml
50 ml
Rata - rata
34,4 ml
5 ml
50 ml

VI. Pembahasan
      Pada percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan kadar Cu dalam senyawa CuSO4.5H2O. Percobaan ini menggunalan larutan CuSO4.5H2O dan Larutan Na2S2O3 dan larutan KI.

      Pada percobaan ini digunakan metode yaitu analisa volumetri, dalam percobaan ini terjadi perubahan warna ketika dititrasikan dari warna coklat keruh menjadi warna putih keruh kecoklatan. Di dalam percobaan ini dilakukan 2 kali percobaan. Pada percobaan pertama menghabiskan 34,6 ml larutan Na2S2O3 untuk sampai berubah warna menjadi putih keruh kecoklatan. Pada percobaan kedua menghabiskan 34,2 ml larutan Na2S2O3 untuk sampai berubah warna menjadi putih keruh kecoklatan.

      Berdasarkan hasil dari percobaan, didapatkan kadar % Cu percobaan yaitu 18,20%. Hasil ini berbeda dengan kadar % Cu teoritis yaitu 25,45 %. Faktor penyebabnya yaitu pada saat penimbangan kristal CuSO4.5H2O kurang tepat dan pada saat memindahkan kristal dari gelas arloji ke dalam gelas beker kurang teliti, sehingga masih ada tersisa kristal pada gelas arloji. Dan karena alat-alat yang kurang bersih.

VII. Kesimpulan
        Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan percobaan ini untuk menentukan kadar suatu unsur dalam senyawa dengan metode volumetri. Dan diperoleh kadar CuSO4.5H2O sebesar 71,52 % dan kadar Cu 18,20 %. Didapatkan titik akhir Titrasi yaitu bewarna putih keruh kecoklatan.

VIII. Daftar Pustaka
         Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT. KMP : Jakarta

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Laporan Praktikum Penentuan Kadar Cu dalam Senyawa CuSO4"

Post a Comment