Sejarah Industri dan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia


Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

       Asal asli Kelapa Sawit ialah berasal dari Afrika dan merupakan tanaman asli Afrika, bukan dari Indonesia. Bahasa latin dari kelapa sawit asli Afrika ini iyalah Elaeis Guineansis. Tumbuhan Kelapa sawit ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh orang belanda yakni pada tahun 1848 dan ditanam di kebun raya bogor. Dan pada tahun 1869 dilakukan pengembangan tumbuhan kelapa sawit dengan ditanam di Muara Enim. Dan juga pada tahun 1878 dilakukan penanaman di Musi Ulu, dan pada tahun 1890 ditanam di daerah Belitung dan daerah lainnya. Dan semua tumbuhan kelapa sawit tersebut tumbuh dengan baik tetapi belum terdapat mengusahakan secara komersial.

Sejarah Industri Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia

       Di Indonesia pertama kali dilakukan pengusahaan perkebunan kelapa sawit secara komersial yaitu pada tahun 1991 oleh maskapai Olie Palm Cultuur yaitu di daerah tanah itam ulu, Provinsi Sumatra Utara. Dan juga dilakukan oleh maskapai Huilleries de Deli dan lain lain di daerah Pulau Raja. Lalu diikuti oleh maskapai lainnya seperti Sungai Liput Cultuur, Seumadam Culture, dll. Pada tahun 1915 perkebunan kelapa sawit dan kulture lain seperti karet, kopi, tembakau dan kelapa di Indonesia telah mencapai 2.715 ha. Dan pada tahun 1916 di Indonesia sudah terdapat enam belas perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara dan tiga perusahaan kelapa sawit di pulau jawa. 

       Di masa penjajahan Belanda, perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat yakni telah terdapat perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha. Tetapi ketika waktu penjajahan belanda tumbang dan Indonesia dijajah Jepang keadaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berubah dikarenakan tidak lagi dilakukan pembangunan pada perkebunan kelapa sawit dan bahkan banyak areal perkebunan kelapa sawit diubah menjadi tempat tanaman pangan dan begitu halnya dengan pabrik-pabrik kelapa sawit juga dihentikan. 

       Dan pada tahun 1947 yaitu setelah kemerdekaan Indonesia, kebun-kebun milik Belanda dan bangsa asing dikembalikan pada pemiliknya . Dan perkebunan yang hanya bisa dibangun kembali hanya 47 perkebunan saja, dan perkebunan lainnya tidak bisa dibangun kembali. Pada tahun 1957, rehabilitasi perkebunan oleh pemiliknya tidak membawa keberhasilan disebabkan oleh Belanda yang masih ingin menjajah Indonesia kembali dan PKI ingin mengubah landasan idiil bangsa Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957  dilakukan ambil alih atau nasionalisasi perusahaan belanda oleh Pemerintah Indonesia dan dilaksanakan berdasarkan Surat Menteri Pertanian No.299/UM/1957. Dan pada tahun 1963-1968 telah berjalan organisasi baru berdasarkan jenis komoditi seperti tembakau, karet, gula, serat dan aneka tanaman. Dan pada tahun 1967 dilakukan ambil alih perusahaan milik bangsa asing yaitu Amerika, Belgia, Inggris, Prancis, dll.

       Pada periode 1957-1968 adalah waktu-waktu sulit bagi bangsa Indonesia, dikarenakan suramnya perekonomian Indonesia maka manajemen dan kurtul teknik kurang terkendali. Dan setelah penumpasan G30S PKI menyebabkan pulihnya stabilitas keamanan dan politik. Dan adanya semangat untuk membangun kembali perkebunan kelapa sawit telah banyak mengundang perhatian insvestor asing seperti Bank Dunia untuk membantu pembangunan perkebunan kelapa sawit. Setelah berhasil melakukan stabilisasi nasional, maka pada tahun 1969 pembangunan perkebunan indonesia dituangkan dalam bentuk PELITA, dan pada masa ini terjadi kemajuan terhadap perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dilakukan pembukaan areal baru di luar areal tradisional yakni di Sumatra Utara, Lampung dan Aceh berjalan lancar, dan produki dan ekspor meningkat. Pada tahun 1997, produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat pesat. 

       
       
       
       
       

       



       

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Industri dan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia"

Post a Comment